Sesuai peraturan yang berlaku, website ini hanya bisa diakses oleh pengunjung yang berumur 18 tahun keatas.

welcome age restriction

Situs ini memilki informasi mengenai produk yang mengandung tembakau dan hanya diperuntukkan bagi perokok berusia 18 tahun ke atas yang tinggal di Indonesia.

Mohon isi bulan dan tahun lahir anda.

0%
banner

Bekerja Tidak Sesuai Jurusan? Gak Masalah Boss!

Melek keuangan bisa dibilang sama satu keunggulan anak muda zaman sekarang yang tidak dimiliki orang-orang terdahulu. Tidak heran, celah ini pun menjadi peluang banyak anak muda, tidak terkecuali Arvin Aji, yang menjadi co-founder dari Edelvie. Edelvie menjadi lembaga yang membantu perencanaan keuangan dan juga asuransi.

Namun siapa sangka, sebagai seorang yang bergerak di bidang keuangan, Arvin bukan seorang yang kuliah di bidang keuangan. Arvin justru berkuliah di jurusan Marketing Public Relation di Binus University.

"Jurusan saya mendukung untuk bisnis saya sekarang biarpun secara ilmu finacial planning, tidak belajar saat kuliah tapi yang sangat mendukung adalah marketing dan ilmu komunikasinya, karena untuk membangun Edelvie sangat butuh yang namanya ilmu komunikasi," jelas lelaki yang memiliki 1.260 pengikut di Instagramnya.

Menurutnya, bekerja tidak sesuai jurusan kuliah bukanlah masalah, bahkan sangat membantu. Pada kasusnya, ilmu yang didapatkan Arvin di bangku kuliah sangat membantu dalam brand identity, mengelola social media, konsep brand agar menarik, copy writing untuk engage potential client dan audience.

"Ditambah lagi dalam memimpin, saya membutuhkan ilmu komunikasi untuk dapat menginflunce orang untuk melakukan sesuatu, bagaimana caranya untuk bernegosisasi itu semua di pelajari di ilmu komunikasi pada saat saya duduk di bangku kuliah. Untuk ilmu Financial saya mempelajarinya dengan kursus secara profesional dan menonton Youtube, serta membaca buku mengenai financial serta bisnis," ungkap Arvin.

Selain bukan jurusan di masa kuliah, pekerja di bidang keuangan juga ternyata bukan hobi Arvin. Arvin menjelaskan kalau bisnis ini dilihat dari market opportunity dan sistem bisnisnya. Menurutnya, peluang bisnis di bidang ini menarik dan pangsa pasarnya tinggi. Apalagi saat ini, millenial juga sudah banyak yang mencari cara bagaimana mengelola keuangaan dengan baik. Hal ini juga tersebar dari media sosial dan juga Youtube mengarah ke sana.

"Saat ini makin banyak orang terbuka dibanding lima tahun lalu terhadap yang namanya investasi dan asuransi karena dulu dibilangnya investasi itu haram atau money game atau juga asuransi tuh bohong," jelas lelaki yang pengalaman kerja segudang seperti di Unilever, Traveloka, Kalibrr, Gojek, dan masih banyak lagi.

Tidak heran, Arvin cukup serius selama beberapa tahun terakhir untuk belajar dan membaca buku, serta melakukan pelatihan. Padahal, awalnya cita-cita Arvin hanyalah seperti pemuda biasa yang linear, kerja usai kuliah. Di sisi lain, seperti banyak pengusaha muda lainnya, Arvin juga harus mengalami kendala pada awal memulai bisnisnya. Mencari rekan kerja yang tepat adalah hal yang paling sering dan sulit harus dihadapi Arvin. Selain itu, Arvin juga harus menghadapi risiko dari pikirannya sendiri.

"Ada ketakutan atau keraguan tersendiri dimana ketika berbisnis itu kita tidak di gaji oleh orang lain tapi kita harus lebih memikirkan omzet sendiri dan income sendiri serta genereted dari bisnis sendiri," tutur Arvin.

Untungnya, Arvin juga merasa kalau usianya yang muda sebagai previlege. Pasalnya karena usianya yang di bawah rata-rata pengusaha yang lebih matang juga menjadi salah satu kesempatan agar dirinya tidak perlu takut mengambil risiko karena belum ada tanggungan seperti orang yang sudah berkeluarga dan banyak pertimbangan. Masih sangat muda dan meski menyebutnya sebagai sesuatu yang relatif, Arvin menyebut kalau Edelvie sudah menjadi pencapaian terbesar hingga saat ini.

Adapun pencapaian kedua terbesar Arvin adalah kepercayaan orang terhadap Edelvie sehingga seperti universitas, organisasi, serta institusi lain yang mau bekerja sama untuk mengedukasi finasial.

"Pencapaian ketiga adalah kita bersyukur bisa mengajak orang-orang, partner-partner bisnis kita untuk masuk Edelvie dan kita pun bisa membantu untuk setiap partner mendapat kualitas hidup yang lebih baik lagi dari time freedom kebebasan waktu dan kebebasan financial itu semua sudah terbuka juga kesempatannya dalam bisnis kita di Edelvie," jelas Arvin yang merupakan anak semata wayang ibunya.

"Masih usia muda, kita bisa mengambil risiko, apalagi dengan usia 20-an, semakin kita muda dan tidak punya tanggungan gagal itu impactnya tidak besar," tegas lelaki yang menyempatkan diri untuk ke kembali ke alam untuk refreshing.

Lelaki yang hobi traveling ini juga menyebutkan kalau ada seseorang yang pernah bilang "gagal itu ada kuotanya tidak mungkin orang melakukan sesuatu gagal-gagal terus sama sekali tanpa suskses". Oleh karena itu, selagi masih muda ambil risiko sebanyak-banyaknya di awal apalagi kalau tanya orang yang sudah lebih dahulu sukses, itu pasti karena mereka sudah lebih dahulu mengambil risiko. 

Yuk ambil risiko sambil tetap #santaitapiberisi

Casualogue#SantaiTapiBerisi

close popup
join the club
Isi data dibawah ini untuk panduan terkini hidup Santai Tapi Berisi!