Di usia 24 tahun, Darrel Jowono sudah memiliki income mencapai ratusan juta setiap bulannya. Meski begitu, hal tersebut tidak didapat dengan sekejap mata, bahkan boleh dibilang cukup berdara-darah, apalagi hingga harus tinggal berjauhan dari orang tua hingga enam tahun.
Meski begitu, keinginan tersebut datang dari diri Darrel sendiri. Misalnya saat dirinya memutuskan untuk kuliah bisnis, anak bungsu dari enam bersaudara itu memang memilih sendiri jurusan tersebut yang menurutnya, sangat relate dengan dirinya yang sudah mulai berbisnis di bangku sekolah.
"Sebenarnya pilih jurusannya karena ya satu itu jurusan yang menurut aku bukan technical ya lebih ke cara berpikir. Tentu ada technical nya juga tapi lebih mengasah skill dan yakan kalau finance kan basic, semua perusahaan perlu finance kan ya jadi emang mengetahui perhitungan basis lah untuk melakukan sebuah bisnis," jelas lelaki yang hobi basket dan travelling, serta trading tersebut.
Untuk diketahui, Darrel kuliah S1 Finance dan S2 Masters of Science Innovation and Entrepreneurship di University of Southern California Business. Menurutnya, S2 yang diambilnya juga sangat berguna karena di sana dia belajar untuk membangun start up, mau itu startup technology company.
"Selain itu, juga jadi mempelajari soal funding atau yang bisa self financing, yang kita trading atau apa pun yang bisa mencari peluang emang sengaja sih, dan sangan relatable karena dari dulu dari sebelum kuliah," ungkap Darrel.
Tidak heran, bahkan di tengah pandemi Darrel tetap produktif dan membuka usaha baru, karena dia sadar benar usahanya di bidang food and beverage (F&B) tengah tiarap. Lelaki yang memiliki Club and Bar Swillhouse di SCBD ini pun mencoba berbagai cara agar clubnya bisa tetap berjalan di tengah pandemi. Misalnya mencoba menjual menu-menu favorit dari barnya dan bisa dinikmati dari rumah, termasuk juga minuman-minuman khasnya. Tidak cuma itu, Darrel juga memastikan agar media sosial kegiatan usahanya bisa terus berjalan untuk menunjukan eksistensinya.
"Berbisnis itu memang ga mudah, mau sudah lima hingga 10 tahun punya bisnis yang tetap ada tantangan, jadi jalani saja sebaik-baiknya," kata Darrel.
Bukan cuma itu, Darrel juga mengungkapkan kalau awal-awal bisnis menjadi waktu yang paling sulit. Akan tetapi, menurutnya, bertambahnya waktu dan pengalaman jadi makin tau apa yang harus dilakukan. Dia juga menyebutkan jangan ragu saat bekerja dalam tim meski bukan menjadi leader.
"Misal, aku invest di proyek yang memang bukan aku leadernya tapi aku belajar banyak di situ dan aku bisa teamwork jadinya, semua opini shareholder didengerin dan akhirnya kita bangun bisnisnya bersama bareng-bareng dan akhirnya ngerti apa yang salah apa yang harus di benerin," kenang Darrel.
Jadi menurutnya, dalam berbisnis harus berani mencoba dan punya komitmen. Jadi perlu modal dan kerja keras. Namun Darrel, kerja keras ini nih yang semua orang punya namun dengan versi yang berbeda-beda.
"Kalau versi aku sih, role kamu apa. Misalnya kalau role aku di yang pertama aku sebagai komisaris, dan adviser. Aku gak mau jadi silent investor, jadi aku sangat teliti dan memperhatikan bisnisnya tersebut. Mau dia lagi bagus atau lagi engga, kenapa bisa bagus dan kenapa bisa engga, bisa kita infoin gimana cara buat sistem lebih efisien, gimana caranya bisa bikin sistemnya jadi lebih efisien, belajar terus dan gak boleh keras kepala, harus bisa humble harus bisa mendengarkan opini dari segala pihak, dan ga punya bias, dan belajar terus aja sih dari situ, lama lama bisnis instinct nya akan terbangun dan lama-lama akan kelihatan style lu seperti apa, apa yang cocok dan gak cocok gimana caranya overcome problems emang dari trial dan error dan juga kesabaran sih. Dan tau juga semuanya gak akan langsung sukses, pasti akan ada kegagalan ya di situ belajar," tutup Darrel.
