Sesuai peraturan yang berlaku, website ini hanya bisa diakses oleh pengunjung yang berumur 18 tahun keatas.

welcome age restriction

Situs ini memilki informasi mengenai produk yang mengandung tembakau dan hanya diperuntukkan bagi perokok berusia 18 tahun ke atas yang tinggal di Indonesia.

Mohon isi bulan dan tahun lahir anda.

0%
banner

Kisah Menyentuh Para Tokoh Wirausahawan di Bidang Kerajinan yang Sukses

Siapa sih, yang tak ingin punya bisnis sendiri kemudian bisa sukses dan menjadi panutan untuk orang lain? Hanya saja, menjalankan sebuah bisnis sampai bisa berhasil tak semudah membalikkan telapak tangan. Banyak orang yang kemudian memutuskan untuk berhenti karena tak kuat menanggung berbagai ujian yang dialami.

Kalau kamu sedang ingin merintis bisnis sendiri, yuk simak beberapa kisah menyentuh para tokoh wirausahawan di bidang kerajinan yang sukses.

Sunny Kamengmau

 Sunny Kamengmau adalah putra asli Alor, Nusa Tenggara Timur, yang mengawali bisnisnya pada tahun 1994. Saat itu, Sunny yang masih berusia 18 tahun memutuskan untuk merantau ke Bali di saat ia belum lulus SMA. Sunny berharap ada kehidupan lebih baik di Bali yang dikenal sebagai pusat pariwisata Indonesia. Di Bali, Sunny tidak segan untuk bekerja keras tanpa pilih-pilih. Ia pernah jadi tukang cuci mobil, tukang kebun, bahkan sempat 5 tahun menjadi satpam di sebuah hotel.

Di sela waktu bekerjanya, Sunny rupanya tertarik belajar bahasa Jepang. Ia merasa dengan mempelajari bahasa asing, kesempatan usaha akan lebih terbuka. Dan benar saja, Sunny kemudian berkenalan dengan seorang turis Jepang bernama Nobuyui Kakizaki yang mengajaknya untuk ber bisnis kerajinan khas Bali.

Dimulai dari situ, bisnis Sunny terus berkembang dan bahkan ia memiliki merek tas kulit sendiri yang diberi nama Robita. Perusahaan kerajinan miliknya didirikan di tahun 2003 dan hanya dalam waktu 6 tahun saja, jumlah pegawainya mencapai 300 orang. Hingga kini Sunny pun masih aktif menjadi wirausahawan kerajinan khas Indonesia yang produk buatannya laris manis di dunia internasional.

Eni Aryani

Wanita kelahiran Yogyakarta ini bisa meraih kesuksesan dari bisnis kerajinan barang bekas yang berbahan baku kaleng dan kayu. Awalnya, Eni tertarik menciptakan  berbagai barang dari kaleng dan kayu bekas, seperti guci, wadah kerupuk, tempat kue, vas bunga, sampai pensil. Meski terbuat dari barang bekas, jiwa seni Eni berhasil menjadikan produk ini terlihat indah dan berkelas.

Tak heran jika harga jual satu produk buatan Eni bisa mencapai ratusan ribu bahkan jutaan rupiah, sebab seluruh prosesnya dilakukan dengan tangan. Eni juga menerima pesanan custom yang disesuaikan dengan keinginan pembeli, sehingga nantinya hanya ada satu produk dan tidak ada kembarannya. Modal awal bisnis kerajinan barang bekas Eni hanya Rp5 juta, kini ia sudah mendirikan perusahaan kerajinan dengan omset ratusan juta per bulan.

Naomi Susilowati Setiono

Naomi adalah sosok yang berhasil memperkenalkan batik Laseman hingga dunia internasional. Meski anak orang berada, Naomi ternyata memilih hidup mandiri. Ia bahkan pernah menjadi buruh cuci dan pekerja pabrik rokok dengan penghasilan hanya Rp300 per hari. Naomi bahkan pernah menjadi kondektur bus.

Di tahun 1990, orang tua Naomi pindah ke Jakarta sehingga Naomi pun terpaksa meneruskan usaha batik keluarga. Ia merombak sistem kerja dan memperlakukan para karyawan seperti keluarga. Dengan cara seperti itu, para karyawan pun merasa lebih giat dalam menghasilkan batik Laseman terbaik. Awalnya, batik Laseman kalah tenar dari batik Solo atau Yogyakarta. Namun di tangan Naomi, batik Laseman berhasil menembus pasar internasional.

Itulah kisah inspiratif dari para tokoh wirausahawan di bidang kerajinan yang sukses. Setiap usaha pasti memiliki tantangan tersendiri, namun jangan pernah berputus asa sebelum berhasil.

close popup
join the club
Isi data dibawah ini untuk panduan terkini hidup Santai Tapi Berisi!